Pelaku Dedi yang tega menghujamkan pisau ke tubuh istrinya Mutiara, Minggu (12/6) pukul 20.00 saat diamankan polisi.
Pelaku Dedi yang tega menghujamkan pisau ke tubuh istrinya Mutiara, Minggu (12/6) pukul 20.00 saat diamankan polisi. / Foto: Elfi/Padang Ekspres
PAINAN – Dedi tega menghujamkan pisau ke tubuh Mutiara, Minggu (12/6) pukul 20.00. Padahal, istrinya itu sedang hamil empat bulan. Warga Painan Timur, Pesisir Selatan (Pessel) Sumbar itu juga menikamkan pisau ke tubuh nenek istrinya Inun, hingga korban tewas seketika.

Dari keterangan di yang dihimpun Padang Ekspres (Jawa Pos Group) di TKP, pelaku yang keseharian bekerja di Perawang Pekanbaru Riau, saat kejadian itu baru saja sampai di rumah istrinya.

Sesampai di rumah, pelaku menemui sang istri dan terjadi keributan. Tidak lama berselang, pelaku tiba-tiba menghujamkan pisau ke tubuh istrinya, Mutiara.

Nenek korban yang melihat kejadian tersebut ikut melerai. Namun malang, pelaku justru menghujamkan 8 tusukan ke tubuh nenek istrinya itu dan langsung meninggal.

Sedangkan istri pelaku lari ke luar rumah untuk meminta bantuan kepada tetangga dalam keadaan penuh luka. Pelaku kemudian melarikan diri ke belakang rumah.

Warga yang mendengar telah terjadi pembunuhan, segera berdatangan memberikan bantuan. Mutiara saat itu dalam kondisi kritis karena 5 tusukan bersarang di tubuhnya. Mutiara yang dalam kondisi hamil 4 bulan langsung dibawa ke RSUD M Zein Painan dan dirujuk ke RSUP M Djamil Padang.

Penganiayaan yang dilakukan pelaku disaksikan keponakan korban, Raisa. Saat kejadian, Raisa mengintip di balik jendela.

Raisa memberitahukan warga kalau Dedi telah menusuk Mutiara dan nenek. Masyarakat langsung mencari pelaku. Namun, warga tak berhasil menemukannya.

Yusri, 60, tetangga korban mengungkapkan, warga dikejutkan teriakan korban, kalau suaminya telah membunuh nenek. Warga langsung beramai-ramai ke lokasi melihat keadaan korban, dan ditemukan nenek Inun telah meninggal, bersimbah darah. Sedangkan Mutiara kondisinya kritis karena luka tusukan dan segera dibawa ke RS.

Menurut Yusri, pelaku kesehariannya bekerja di Perawang dan Mutiara sebelumnya tinggal bersamanya. Namun, karena alasan ekonomi sulit, Mutiara kembali ke kampung dan tinggal bersama neneknya.

Mutiara telah berada di rumah orangtuanya sekitar 1 bulan karena melarikan diri dari suaminya yang dinilai suka melakukan kekerasan dalam rumah tangga.

Mutiara tinggal bersama neneknya yang bersebelahan dengan rumah orangtuanya. Pada kejadian itu, ibu korban Elfira, 45, sedang keluar membeli bakso buat Mutiara.

Pelaku berhasil dibekuk tim Buser Polres Pessel di Painan Timur Kecamatan IV Jurai , Senin (13/6) sekitar pukul 07.15 tanpa pelawanan di rumah saudaranya.

Penangkapan pelaku dipimpin Kanit Buser Polres Pessel Aiptu Siswo berkat informasi dari masyarakat. Kapolres Pessel AKBP Deni Yuhasdi mengungkapkan, pelaku berhasil diringkus tidak lama berselang setelah kejadian, sekitar pukul 07.15 di Painan di rumah salah seorang keluarganya. “Tanpa pelawanan pelaku berhasil digeladang ke Polres Pessel,” ujarnya, dikutip dari jpnn.com.

Dari pengakuan pelaku, dia telah merencanakan tindakan penganiayaan terhadap istri dan keluarga korban karena sakit hati. Pasalnya, sang istri pergi meninggalkannya atau kabur tanpa sepengetahuannya.

Selain itu, kata pelaku, ketika ditelepon keluarga korban mengucapkan kata-kata kasar kepadanya.

Tidak terima dibilang sebagai lelaki tidak bertanggungjawab dan kasar, pelaku lalu mendatangi istrinya dan melakukan penganiayaan.

“Kami masih mendalami kasus ini, untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Pelaku telah diamankan di Mapolres Pessel untuk diminta keterangan lebih lanjut,” kata AKBP Deni Yuhasdi.

Dari olah TKP, diamankan baju dan sandal pelaku yang dibuangnya di sekitar perbukitan, belakang rumah korban. Sedangkan pisau yang digunakan pelaku, menurut pengakuan pelaku dibuang tidak jauh dari lokasi kejadian. Namun, masih dalam pencarian polisi.

Sumber: jpnn.com