II. MENGENAL SIFAT MANUSIA MELALUI SUARA HATI


Suara hati dapat dirasakan dan diketahui oleh setiap Insan karena Tuhan telah memberikan ZAT atau RASA atau NIKMAT bersamaan disempurnakan kejadian Manusia dengan meniupkan RUH kepadanya.

Setiap Insan atau manusia melalui suara hati akan dapat merasakan sehingga dapat mengenal, mengetahui dan mendengar adanya suara hati; yang menyeru kepada kebajikan dan yang menyeru kepada kejahatan. Bila kedua suara hati ini sepenuhnya dapat disadari oleh setiap manusia, maka secara perlahan perdamaian dapat diwujudkan.

Kenapa manusia senantiasa terburu-buru, tergesa-gesa dalam menyikapi sesuatu; baik mengungkapkannya melalui perkataan ataupun perbuatan? Maka suara hati akan menjadi penentu semua itu.

Bila setiap manusia memulai sesuatu dengan tidak menyadari suara hati, maka sifat terburu-buru selalu menguasai dalam menyikapi sesuatu; yang berdampak kepada perpecahan yang dimulai dengan rasa curiga, syakwa-sangka, sifat tidak mau kalah, tidak mau disalahkan, tidak mau kerendahan, sehingga menimbulkan sikap emosional, tidak lagi mau menerima kebenaran dari siapapun.

Oleh sebab itu semua bermuara dari suara hati, bila kita senantiasa memulai sesuatu dengan suara hati yang menyeru kepada kejahatan, maka perdamaian tidak akan pernah terwujud; tapi bila sesuatu yang akan diperbuat itu dimulai dengan suara hati yang menyeru kepada kebajikan, maka sudah barang tentu secara perlahan perdamaian itu akan terwujud dengan nyata.

Pandangan ini disampaikan sebagai bahan pertimbangan bahwa perdamaian itu tidak akan terwujud bila belum menyadari dan belum mengetahui apa penyebab tidak terwujudnya perdamaian tersebut.

Berbagai nasehat telah diberikan, segala petunjuk telah disampaikan, namun perdamaian tetap belum terwujud; hal ini disebabkan belum menyentuh substansi penyebabnya dan belum memberikan solusi secara komprehensif terhadap perdamaian itu sendiri.

Insan atau manusia dijadikan Tuhan dari berbagai suku bangsa yang tidak membedakan bangsanya-berlainan bahasa, berdusun-dusun, bermacam-macam umat untuk saling kenal-mengenal satu sama lain; bukan untuk saling membenci dan bermusuhan.

Bila direnungkan, suara hati yang menyeru kepada kejahatan tersebut, tidak dapat diketahui bila Allah belum menyempurnakan kejadian manusia dengan meniupkan Ruh kepadanya. Ruh ini Kudus-Suci; sifatnya sidiq-amanah-tabliq-fatanah; Dia adalah Nur atau Cahaya.

Mulut berkata TIDAK, DIA barkata benar. Mulut berdusta "DIA TAU". Diam-diam kita IRI, DENGKI, BENCI kepada orang lain, "DIA TAHU".

Pokoknya sesuatu yang tidak benar kita ucapkan atau kita rasakan, seperti; PEMBOHONG, PENDUSTA, BENCI, CINTA DIAM-DIAM, pasti DIA TAHU.

Artinya :

Segala sesuatu yang TIDAK BENAR, DIA PASTI TAHU.

Silahkan, untuk dirasakan hal demikian melalui SUARA HATI.

DIA sama sekali TIDAK DAPAT DIBOHONGI.

"DIA datang dari pada Allah" akan kembali kepada Allah"; itulah yang dinamakan RUHANIAH pada setiap manusia, yang tidak dapat membedakan bangsa dan bahasanya. DISEBUT SUARA HATI. Dia tidak laki-laki, tidak perempuan. Yang laki-laki perempuan itu, MANUSIA.

Oleh karena itu Tuhan, melalui agama yang dibawa oleh masing-masing para Aulia-Ambiya dengan bahasa kaumnya membicarakan tentang diri manusia, khusus suara hati tadi secara komprehensif, tapi sayang manusia melihatnya secara subyektif melalui nalar Idea yang menghasilkan Idiologi, berdampak perpecahan, menimbulkan berbagai aliran dalam agama. Kepintaranlah yang ditonjolkan guna mencari kebenaran, ingin ikut serta menyelesaikan perilaku manusia yang bercorak ragam tersebut, yang menimbulkan perdebatan serta perbantahan yang tiada akhirnya.

Manusia dijadikan Tuhan dengan perantara seorang laki-laki dan perempuan, dicetak dalam rahim seorang Ibu, lalu Allah menyempurnakannya dengan meniupkan Ruh kepadanya; Ruhaniah berasal dari ALLAH. Itulah RUH yang bernama mukmin. Dia tidak laki-laki dan tidak perempuan, berada dalam dada laki-laki dan dalam dada perempuan; yang tidak membedakan bangsa dan bahasanya. Kejadian ini sama bagi setiap manusia di permukaan bumi ini. Karena itulah Allah menyuruh manusia itu, berbuat baiklah kepada sesama manusia, sebagaimana Allah berbuat baik kepada manusia itu sendiri.

Berdasarkan usul kejadian yang sama tersebut, maka Allah melarang setiap manusia berburuk sangka.

BERBURUK SANGKA itu adalah dosa, maukah kamu memakan bangkai saudaramu sendiri yang telah mati?

Apalah lagi membunuh seseorang, satu orang dibunuh sama hukumnya dengan membunuh semua orang, satu orang kita benci sama dengan membenci semua orang; satu orang kita berbuat baik sama dengan berbuat baik kepada semua orang.

Begitulah Tuhan mengingatkan manusia agar manusia itu dapat memahami bahwa manusia itu umat yang satu.

Oleh sebab itu, tidak ada satupun manusia berkehendak dilahirkan di Amerika, Jepang, Cina, Arab, Belanda, Perancis, Inggris, Indonesia pada umumnya, berbagai-bagai suku bangsa dengan berlainan bahasa. Namun, BAHASA HATI TIDAK ADA YANG BERBEDA.

Itulah sebabnya, Allah tidak melihat rupamu dan amalmu; Hanya ALLAH melihat pada HATIMU, YANG BERNIAT DALAM HATI ITU.

Yang berniat dalam hati itu, yang dilihat oleh Allah.

MANUSIA ITU UMAT YANG SATU, Tuhannya satu, agar tercapai kehidupan manusia yang menyenangkan, kehidupan yang baik dan kehidupan yang bermanfaat (bermakna).

Kenapa kita dapat mendengarkan suara hati? Allah menganugerahkan NIKMAT atau RASA.

Bila diketahui, Allah menganugerahkan NIKMAT (ZAT/RASA), 31 ayat dalam surat Ar-Rahman Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i); NIKMAT TUHAN MANAKAH YANG KAMU DUSTAKAN.

Kejahatan hati dapat didengar dan dirasakan oleh setiap manusia, oleh karena ada nikmat atau zat atau rasa tadi dalam dada setiap manusia; kejahatan hati yang dapat didengar dan dirasakan itulah yang disebut sebagai BISIKAN SYETAN SEBANGSA JIN DAN MANUSIA.

BISIKAN SYETAN itu berupa PEMBOHONGAN, PENDUSTAAN, MENGADU DOMBA dan MENGADA-ADA. Akibatnya TERJADI KEKACAUAN dalam keluarga, lingkungan, dan masyarakat banyak.

BISIKAN SYETAN SEBANGSA MANUSIA: PUTUS ASA; akibat berputus asa tadi, seseorang itu dapat MELAKUKAN TINDAKAN PANIK, MEMBABI BUTA, bisa melakukan BUNUH DIRI; apabila dia KAYA dia KIKIR, tetapi dapat dipergunakan sebagai alat untuk berbuat yang tidak senonoh; baik dalam kejahatan seksual maupun kejahatan lain.

BISIKAN SYETAN SEBANGSA JIN, bisa membunuh, bisa merampok, memperkosa, tidak peduli apakah itu kaum kerabat, apa itu saudara sendiri, apalagi orang lain; TIDAK PANDANG BULU.

Oleh karena itu alangkah lebih baik selain pendidikan formal yang telah diberikan atau yang akan diberikan; apakah itu melalui buku-buku, melalui pendidikan sekolah, pendidikan di madrasah, ataupun di rumah; TIDAK AKAN DAPAT PENYELESAIANNYA, BILA TIDAK MEMILIKI DAN DIBERIKANNYA PENGETAHUAN AGAMA YANG BENAR; silahkan sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Tetapi dalam islam, wajib kembali kepada dua pusaka abadi Quran dan Sunnah/Hadits.

MENGENAL HUKUMAN MATI DARI SUDUT PANDANG AGAMA ISLAM:

Firman Tuhan QS(5)32: "Min ajli dzaalika katabnaa 'alaa banii israa-iila annahuu man qatala nafsam bi ghairi nafsin au fasaadin fil ardhi fa ka annamaa qatalan naasa jamii'aw wa man ahyaahaa fa ka annamaa ahyan naasa jamii'aw wa la qad jaa-at-hum rusulunaa bii bayyinaati tsumma inna katsiiram  minhum ba'da dzaalika fil ardhi la musrifuun".

Artinya: "Karena itu Kami tetapkan kepada Bani israil bahwa YANG MEMBUNUH SEORANG MANUSIA BUKANKARENA HUKUMAN PEMBUNUHAN, ATAU KARENA MEMBUAT BENCANA DI BUMI, maka SEAKAN-AKAN DIA TELAH MEMBUNUH MANUSIA SELURUHNYA. Dan barangsiapa yang MEMELIHARA KEHIDUPAN SEORANG MANUSIA, maka seolah-olah DIA telah MEMELIHARA KEHIDUPAN MANUSIA SELURUHNYA. Dan sesungguhnya TELAH DATANG RASUL-RASUL KAMI kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan, kemudian sesungguhnya banyak di antara mereka sesudah itu melampaui batas di bumi."

Firman Tuhan QS(4)92-93: "Wa maa kaana lil mu'minin ay yaqtula mu'minan illaa khatha-aw wa man qatala mu'minan khatha-an fa tahriiru raqabatim mu'minatiw wa diyatum musallamatun ilaa ahlihii illaa ay yashshaddaqquu fa in kaana min qaumin 'aduwwil lakum wa huwa mu'minun fa tahriiru raqabatim mu'minatin fa mal lam yajid fa shiyaamu syahraini mutataabi'aini taubatam minallaahi wa kaanallaahu 'aliiman hakiima.

Wa may yaqtul mu'minam muta'ammidan fa jazaa-uhuu jahannamu khaalidan fiihaa wa ghadhiballaahu 'alaihi wa la'anahuu wa 'adda lahuu 'adzaaban 'azhiimaa."

Artinya: "Dan TIDAK PATUT BAGI SEORANG MUKMIN MEMBUNUH SEORANG MUKMIN (lainnya), KECUALI KARENA TERSALAH, dan BARANGSIAPA MEMBUNUH MUKMIN KARENA TERSALAH, maka (hendaklah) DIA MEMERDEKAKAN SEORANG BUDAK yang BERIMAN serta MEMBAYAR DIYAT (DENDA) yang DISERAHKAN KEPADA KELUARGANYA (yang terbunuh), kecuali kalau mereka bersedekah (membebaskan dari diyat).

JIKA yang TERBUNUH itu DARI KAUM yang MENJADI MUSUHMU, padahal dia mukmin maka WAJIB MEMERDEKAKAN SEORANG MUKMIN. Dan jika YANG TERBUNUH dari KAUM KAFIR yang ada perjanjian antara kamu dan mereka, maka HENDAKLAH si PEMBUNUH MEMBAYAR DIYAT yang DISERAHKAN kepada KELUARGANYA dan MEMERDEKAKAN SEORANG BUDAK yang BERIMAN. Maka BARANGSIAPA TIDAK MEMPEROLEHNYA hendaklah dia BERPUASA DUA BULAN BERTURUT-TURUT SEBAGAI PENERIMAAN TAUBAT DARI ALLAH. Dan Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Dan BARANGSIAPA YANG MEMBUNUH SEORANG MUKMIN DENGAN SENGAJA, maka BALASANNYA adalah JAHANNAM, KEKAL DI DALAMNYA dan ALLAH MURKA atasnya dan MELAKNATNYA serta MENYEDIAKAN AZAB yang BERAT."

KENAPA DEMIKIAN?

Karena manusia itu umat yang satu, Tuhannya satu.

QS(21)92:"Inna haadzihi ummatukum ummataw waahidataw wa ana rabbukum fa' buduun".

Artinya: "Sesungguhnya manusia itu UMAT YANG SATU, Tuhannya SATU. Karna itu, sembahlah Aku, dan bertaqwalah kepada-Ku.

QS(23)52:"Wa inna haadzhihii ummatukum ummataw waahidataw wa ana rabbukum fat taquun".

Artinya: "Dan Sesungguhnya manusia itu UMAT YANG SATU, Tuhannya SATU. Karna itu, sembahlah Aku, dan bertaqwalah kepada-Ku."

QS(10)19: "Wa maa kaanan naasu illaa ummataw waahidatan fakh talafuu wa lau laa kalimatun sabaqat mir rabbika la qudhiya bainahum fii maa fiihi yakhtalifuun"

Artinya: " sungguh MANUSIA ITU DAHULUNYA adalah SATU UMAT (satu keimanan) KEMUDIAN mereka BERSELISIH, dan KALAU TIDAK karena telah terdahulu KETENTUAN dari TUHANMU, niscaya Diputuskan PERKARA dalam hal yang mereka PERSELISIHKAN itu"

QS(11)118: "Wa lau syaa-a rabbuka la ja'alan naasa ummataw waahidataw wa laa yazaaluuna mukhtalifin"

Artinya:"Dan jika Tuhanmu menghendaki, niscaya DIA MENJADIKAN MANUSIA SATU UMAT, tetapi MEREKA senantiasa BERSELISIH,"

QS(11)119: "Illaa mar rahima rabbuka wa li dzaalika khalaqahum wa tammat kalimatu rabbika la amla-anna jahannama minal jinnati wan naasi ajma'iin"

Artinya:"KECUALI ORANG-ORANG yang MEMPEROLEH RAHMAT DARI TUHANMU dan untuk itulah ALLAH menciptakan mereka. Dan telah SEMPURNALAH KALIMAT TUHANMU, sungguh AKU akan penuhi JAHANNAM itu dengan JIN dan MANUSIA".

QS(2)213: "Kaanan naasu ummataw waahidatan fa ba'atsallaahun nabiyyiina mubasysyiriina wa mundziriina wa anzala ma'ahumul kitaaba bil haqqi li yahkuma bainan naasi fii makh talafuu fiihi wa makh talafa fiihi illal ladziina uutuuhu mim ba'di maa jaa at-humul bayyinaatu baghyam bainahum fa hadallaahul Iadziina aamanuu li makh talafuu fiihi minal haqqi bi idznihii wallaahu yahdii may yasyaa-u ilaa shiraathim mustaqiim."

Artinya: "Manusia adalah UMAT YANG SATU, lalu Allah mengutus para nabi pembawa berita gembira dan pembawa peringatan. Dan ALLAH MENURUNKAN BERSAMA MEREKA KITAB DENGAN BENAR supaya dapat memberi keputusan bagi manusia DALAM PERKARA YANG MEREKA PERSELISIHKAN. Tidak-lah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata Karena dengki di antara mereka. Maka Allah memberi petunjuk kepada orang-orang yang beriman dalam perkara yang mereka perselisihkan itu ke jalan yang benar dengan izin-Nya. Dan Allah memberi petunjuk orang yang dikehendakiNya ke jalan yang lurus."

Jadi, personalitas manusia PADA UMUMNYA dibentuk struktur kepribadiannya berdasarkan: BISIKAN SYEITAN sebangsa JIN dan MANUSIA. Itulah yang menyebabkan manusia itu tidak henti-hentinya BERSELISIH diantar manusia itu sendiri.

Dengan alasan tersebut, Allah mengutus para NABI dan RASUL dengan tujuan:

Agar manusia dapat berkelakuan BAIK, SANTUN,  TAWADUK, saling HORMAT MENGHORMATI, SAYANG MENYAYANGI serta RUKUN dan DAMAI.

Oleh karena itu, siapa sebenarnya YANG WAJIB MEMIMPIN RUHANIAH pada setiap manusia?:

Jawabannya adalah:

ALLAH DAN RASULNYA SERTA ORANG-ORANG YANG BERIMAN.

QS (21)73: "Wa ja'alnaahum a-immatay yahduuna bi amriina wa auhainaa ilaihim fi'lal khairaati wa iqaamash shalaati wa iitaa-azzakaati wa kaanuu lanaa 'aabidiin."

Artinya: "DAN KAMI jadikan mereka sebagai PEMIMPIN-PEMIMPIN yang memberikan PETUNJUK DENGAN PERINTAH KAMI, dan KAMI WAHYUKAN KEPADA MEREKA untuk MENGERJAKAN PERBUATAN-PERBUATAN BAIK dan MENEGAKKAN SHALAT serta MENGELUARKAN ZAKAT. Dan MEREKA adalah ORANG-ORANG YANG MENGABDI KEPADA KAMI."

QS(5)55: "Innamaa walii-yukumullahu warasuuluhu waal-ladziina aamanuul-ladziina yuqiimuunash-shalaata wayu'tuunazzakaata wahum raaki'uun(a)."

Artinya: "Hanya SESUNGGUHNYA PEMIMPIN KAMU ADALAH ALLAH DAN RASULNYA; serta ORANG-ORANG YANG BERIMAN; yaitu orang-orang YANG MENDIRIKAN SHALAT MENGELUARKAN ZAKAT dan mereka TUNDUK KEPADA ALLAH."

QS(5)56: "Waman yatawallallaha warasuulahu waal-ladziina aamanuu fa-inna hizballahi humul ghaalibuun(a)."

Artinya: "Dan BARANGSIAPA menjadikan Allah dan Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, MENJADI PEMIMPINNYA, maka sesungguhnya, pengikut Allah itulah yang PASTI MENANG."

BAGAIMANA CARA ALLAH MENDIDIK MANUSIA?

Jawabannya:

MELALUI RUH. KENAPA DEMIKIAN?

QS(42)51-52:

Ayat 51: “Wa maa kaana li basyarin ay yukallimahullaahu illaa wahyan au miw waraa-I hijaabin au yursila rasuulan fa yuuhiya bi idznihii maa yasyaa-u innahu ‘aliyyun hakiim."

Artinya: "Dan TIADALAH BAGU SEORANG MANUSIA bahwa ALLAH BERKATA-KATA KEPADA MANUSIA, melainkan dengan WAHYU atau dari BALIK DINDING, atau Dia mengirim UTUSAN, LALU DIA MEWAHYUKAN dengan IZIN-NYA apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya DIA MAHA TINGGI lagi MAHA BIJAKSANA."

Ayat 52 : “Waka dzaalika auhainaa ilaika ruuham min amrinaa maa kunta tadrii mal kitaabu wall al iimaanu walaakin ja’alnaahu nuuran nahdii bihii man nasyaa-u min ‘ibaadinaa wa innaka la tahdii ilaa shiraatim mustaqiim."

Artinya: "Dan demikianlah KAMI WAHYUKAN KEPADA RUH DENHAN PERINTAH KAMI. Engkau (sebelumnya) TIDAK MENGERTI APA KITAB dan APA IMAN. Tetapi, Kami menjadikan KITAB itu CAHAYA atau NUR. (jadi RUH, IMAN, KITAB itu adalah NUR atau CAHAYA). MELALUI KITAB ITU, KAMI MEMBERIKAN PETUNJUK kepada ORANG-ORANG YANG KAMI KEHENDAKI di antara HAMBA-HAMBA Kami. Dan sesungguhnya ALLAH menunjuki kepada jalan yang lurus."

Ternyata Ruh itu adalah Nur/Cahaya. Maka melalui Ruh itulah Allah DAPAT MEMIMPIN DAN MENDIDIK SETIAP MANUSIA; akan tetapi, tentu WAJIB MENGETAHUI ALAMATNYA, itulah BAITULLAH.

Perhatikan firman TUHAN ;

BERULANG KALI ALLAH MEMERINTAHKAN KEPADA SETIAP MANUSA MELALUI RUHNYA, AGAR MEMALINGKAN WAJAHNYA KE ARAH MASJIDIL HARAM.

Perhatikan FIRMAN di bawah ini:

QS(2)144: "Qad naraa taqalluba wajhika fissamaa-i fa la nuwalliyannaka qiblatan tardhaahaa fa walli wajhaka syathral masjidilharaami wa haitsu maa kuntum fa walluu wujuuhakum syathrahuu wa innal ladziina uutul kitaaba la ya'lamuuna annahulhaqqu mir rabbihim wa mallaahu bighaafilin 'am maa ya'muuun."

Artinya: "Sesungguhnya Kami melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh KAMI PALINGKAN ENGKAU (ke arah) KIBLAT yang engkau menyukainya. Maka PALINGKANLAH WAJAHMU KE ARAH MASJIDIL HARAM. Dan dimana saja kamu berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab (Taurat dan Injil) mengetahui bahwa, (berkiblat ke Masjidil Haram) adalah benar dari Tuhan mereka, dan Allah tidak lalai dari apa yang mereka kerjakan."

Kita dapat MENGENAL SUBSTANSI BISIKAN SYETAN SEBANGSA JIN dan MANUSIA tersebut dalam bentuk: KERAGU-RAGUAN atau SAKWA SANGKA.

BAGAIMANA ALLAH MENYELESAIKAN BISIKAN SYETAN SEBANGSA JIN DAN MANUSIA TERSEBUT? (Dalam bentuk keragu-raguan atau syakwa sangka).

Peringatan TUHAN: Allah TIDAK MERUBAH BARANG SUATU KAUM, sehingga mereka MERUBAH BARANG yang ada pada DIRINYA."

APANYA YANG DIRUBAH?

Jawabannya:

NIKMAT ATAU RASA BERUPA SYAKWA SANGKA DAN RAGU TADI.

Firman Tuhan QS(13)11: "Lahuu mu'aqqibaatum mim baini yadaihi wa min khalfihii yahfazhuunahuu min amrillaahi innallaaha laa yughayyiru maa bi quamin hattaa yughayyiruu maa bian fusihim wa idzaa araadallaahu bi qaumin suu-an fa laa maradda lahuu wa maalahum min duunihii miw waal."

Artinya: Bagi manusia ada (malaikat) mengikutnya bergantian di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK MERUBAH BARANG SUATU KAUM, sehingga mereka MERUBAH BARANG YANG ADA PADA DIRI MEREKA SENDIRI. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya, dan tidak ada pelindung bagi mereka selain-Nya."

Firman Tuhan QS(8)53: "Dzaalika bi annallaaha lam yaku mughayyiran ni'matan an'amahaa 'alaa qaumin hatta yughayyiru maa bi anfusihim wa annallaaha samii'un 'aliim."

Artinya: "Bagi manusia ada (malaikat) mengikutnya bergantian di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK MERUBAH BARANG SUATU KAUM SEHINGGA MEREKA MERUBAH NIKMAT ATAU RASA YANG ADA PADA DIRI MEREKA SENDIRI. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya, dan tidak ada pelindung bagi mereka selain-Nya."

PERHATIKAN FIRMAN TUHAN DI BAWAH INI:

QS(147-150): "Alhaqqu mir rabbika fa laa takuunanna minal mumtariin. (149) Wa min haitsu kharajta fa walli wajhaka syathral masjidil haraami wa innahuu lal haqqu mir rabbika wa mallaahu bi ghaafilin 'ammaa ta'maluun. (150) Wa min haitsu kharajta fa walli wajhaka syathral masjidil haraami wa haitsu maa kuntum fa walluu wujuuhakumsyathra huu li-allaa yakuuna lin naasi 'alaikum hujjatun illat ladziina zhalamuu minhum fa laa takhsyauhum wakh syaunii wa li-u timma ni'matii 'alaikum wa la'allakum tahtaduun."

Artinya:

147. KEBENARAN ITU dari TUHANMU, maka JANGANLAH ENGKAU termasuk ORANG-ORANG YANG RAGU-SAKWA SANGKA,

BAGAIMANA CARANYA? Dan DIMANA MENGENDALIKAN KERAGU-RAGUAN ATAU SAKWA SANGKA ITU?

Perhatikan FIRMAN di bawah ini :

QS(2)149

149. Dan DARI MANA SAJA ENGKAU KELUAR, maka HADAPKANLAH WAJAHMU KE ARAH MASJIDIL HARAM, SESUNGGUHNHA ITULAH KEBENARAN DARI TUHANMU. Dan Allah tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.

QS(2)150

150.Dan dari mana saja engkau KELUAR maka HADAPKANLAH wajahmu (dalam shalat) ke arah MAJIDIL HARAM. Dan di mana saja KAMU BERADA, maka HADAPKANLAH wajahmu ke ARAH MASJIDIL HARAM, AGAR ORANG-ORANG ITU TIDAK MEMPUNYAI ALASAN RAGU ATAU SAKWA SANGKA LAGI kecuali ORANG-ORANG YANG ZALIM (MENGANIAYA DIRINYA SENDIRI). maka janganlah KAMU TAKUT kepada mereka dan TAKUTLAH KEPADAKU, dan agar AKU SEMPURNAKAN NIKMATKU ATAS KAMU dan supaya KAMU MENDAPAT PETUNJUK.

Cara penyelesaiannya:

Firman Tuhan QS(2)151,152,153:

QS(2)151: "Kamaa arsalnaa fiikum rasuulam minkum yatluu 'alaikum aayaatinaa wa yuzzakkiikum wa yu'allimukumul kitaaba wal hikmata wa yu'allimukum maa lam takuunu ta'lamuun."

Artinya: "SEBAGAIMANA KAMI MENGUTUS SEORANG RASUL dari golonganmu yang MEMBACAKAN AYAT-AYAT KAMI KEPADA KAMU dan MENSUCIKAN KAMU dan MENGAJARKAN KAMU KITAB, HIKMAH dan MENGAJARKAN KEPADAMU APA-APA YANG BELUM KAMU KETAHUI."

CARANYA:

QS(2)152-153: "Fadz kuruuni adzkurkum wasy kuruu lii wa la takfuruun."  

Artinya: "Sebab itu INGATLAH OLEHMU AKAN DAKU, HANYA MENGINGATKAN AKU AKAN DI ENGKAU dan bersyukurlah kepadaKu dan JANGAN KUFUR DENGAN NIKMAT."

"Yaa ayyuhal ladziina aamanus ta'iinuu bishshabri washshalati innallaaha ma'ashaabiriin.

Artinya: "Hai orang yang beriman, MINTALAH PERTOLONGAN DENGAN SABAR DAN SHALAT. SESUNGGUHNHA ALLAH BESERTA ORANG-ORANG YANG SABAR."

Kita perhatikan AMANAT RASULULLAH SAW ketika Beliau memberikan TAUSIYAH WADA': (yang berupa kejahatan hati dan perbuatan diri); yang berbunyi:

"Alhamdulillahi nahmaduhu wanas ta'iinuhu wanastaghfiruhu wanatuubu ilaihi, wana'uuzu billahi min syuduuri anfusinaa wamin sayyi aati a'maalina, man yahdihiillahu falaa mudhillalah, waman yudhlil falaa Haadiyalah, wa ashadu allaa ilaaha illallah wahdahu laa syarikalah, wa ashadu anna muhammadan 'abduhu wa rosuuluh."

Artinya: Segala PUJI bagi Allah, kami memujikan. Kami mohon ampun dan taubat kepadaMU, kami mohon perlindungan kepadaMU dari KEJAHATAN HATI DAN DARI PERBUATAN DIRI. Barang siapa yang mendapat petunjuk, tidak ada satu pun orang yang dapat menghentikannya. Begitupun sebaliknya."

BACA  1 2 3

Penulis : Dede Suryana
sumber : rimanews.com