KERINCI- Tiga Pasangan Calon dipastikan bakal bersaing merebut simpati untuk bisa memenangkan suksesi di Kerinci. Mereka yakni Adirozal-Ami Taher, Monadi-Edison, dan Zainal-Arsal yang maju di detik-detik terakhir pendaftaran.

Majunya Zainal-Arsal mengubah peta Pilkada Kerinci. Karena menjadi satu-satunya calon dari Kerinci Hilir yang jumlah pemilihnya mencapai 37 persen. Setidaknya, majunya pasangan yang diusung Gerindra dan PKB ini akan membuat dua pesaingnya harus bekerja keras untuk mencuri suara di basis Hilir.

Di atas kertas dari dukungan parpol, Monadi-Edison unggul karena diusung 15 kursi yakni Golkar 5 kursi, PDIP 4 kursi, Nasdem 2 Kursi, Demokrat 3 kursi dan PBB satu kursi.

Lalu Adirozal-Ami Taher mendapatkan dukungan 8 kursi yakni PPP 3 kursi, PAN 4 kursi dan Hanura 1 kursi.  Terakhir, Zainal-Arsal 7 kursi dari Gerindra 5 kursi dan PKB 2 kursi.

Dari basis dukungan wilayah asal, Monadi-Edison merupakan perwakilan dari Kerinci Mudik dan Tengah. Lalu Adirozal-Ami Taher juga kombinasi calon dari Mudik dan Tengah. Sementara Zainal-Arsal merupakan calon dari Hilir dan wakilnya dari Tengah.

Lalu bagaimana peluang ketiga calon ini?

Pengamat Politik dari Idea Institute, Jafar Ahmad mengatakan peta calon di Pilkada Kerinci kali ini berbeda dengan Pilkada sebelumnya. Karena baru kali ini, kandidat dari Hilir maju sebagai calon bupati yakni Zainal Abidin.  

“Sebelumnya, hanya sebagai Wakil. Seperti Murasman menggandeng Rahman. Rahman dari Hilir. Begitu juga Adirozal menggandeng Zainal yang juga tokoh hilir,” katanya saat dihubungi melalui telepon selulernya sore ini Selasa (16/1/2018).

Sementara dari Mudik ada dua calon yakni Adirozal dan Monadi.  Yang menarik, kedua wakilnya juga sama-sama dari tengah.

Ia mengatakan, perubahan dari duel menjadi tiga paslon dengan majunya Zainal-Arsal di detik terakhir merubah peta Pilkada di Kerinci. “Baik Monadi dan Adirozal jelas sama-sama dirugikan karena akan sulit menggempur suara Hilir dengan adanya calon dari wilayah ini. Apalagi untuk suara Mudik, Adirozal dan Monadi juga harus berbagi,” katanya.

Ia mengatakan, jika melihat peta pembagian wilayah di Kerinci ini dibagi menjadi 4 kawasan. Wilayah Mudik dengan total suara 59.775 pemilih atau 27 persen dari total pemilih. 

Wilayah ini terdiri  Siulak, Siulak Mukai dan Gunung Kerinci. Wilayah tengah dengan 51.875 pemilih atau 24 persen dari pemilih Kerinci meliputi Air Hangat, Air Hangat Timur, Depati Tujuh dan Air Hangat Barat. 

Kemudian, wilayah Hilir 81.667 pemilih atau 37 persen dari jumlah pemilih. Ini meliputi Danau Kerinci, Sitinjau Laut, Batang Merangin, Gunung Raya, Keliling Danau dan Bukit Kerman.

Terakhir, wilayah Kayu Aro yang didominasi warga Jawa ini memiliki jumlah pemilih 25.378 orang atau 12 persen dari total pemilih. Kayu Aro, Gunung Tujuh dan Kayu Aro Barat. “Total di Kerinci ada 16 kecamatan yang terbagi dalam 4 kawasan ini. Komposisi pemilih di Kerinci jelas identitasnya,” katanya.

Dengan posisi ini, ketiga pasangan ini berada di posisi imbang. Namun, posisi Zainal memang lebih menguntungkan karena menjadi satu-satunya calon dari Hilir. Tinggal menguji sejauh mana soliditas wilayah ini. “Karena baru pertama kali, maka soliditas belum teruji. Hanya Mudik yang terbukti. Hasilnya dua Pilkada selalu dimenangkan calon dari Siulak,” katanya.

Makanya, jika Kerinci Hilir bisa solid maka posisi Zainal berada di atas angin. Tapi jika Monadi dan Adirozal bisa masuk ke Hilir dan mencuri 40 persen saja, maka Zainal akan sulit memenangkan konstelasi. “Minimal Zainal jika mau aman harus  diatas 70 persen di Hilir. Jika dibawah itu, kurang aman,” katanya.

Monadi sendiri masih memiliki peluang untuk mencuri di basis Zainal. Karena Ayahnya Murasman juga punya jasa di wilayah ini. Apalagi jika Ia berhasil menggaet tokoh Hilir untuk memberikan dukungan kepadanya.

Begitu juga Adirozal-Ami Taher. Adirozal adalah petahana yang jelas memiliki pejabat yang berasal dari wilayah ini. Pejabat ini bisa dimobilisir untuk mencuri suara dari Hilir. Ditambah lagi Ami Taher yang juga memiliki hubungan emosional dengan tokoh Hilir ini juga membantu.

Terakhir, bagaimana bisa mendapatkan suara di wilayah abu-abu yakni Kayu Aro. Wilayah ini didominasi masyarakat Jawa. Dengan 12 persen pemilih, maka wilayah ini juga bisa menjadi penentu untuk bisa memenangkan konstelasi. “Intinya calon harus bisa mencuri suara sebanyak-banyaknya di wilayah basis lawan, menjaga basisnya sendiri dan kemudian masuk kewilayah Kayu Aro yang boleh dibilang netral,” katanya.

Bagaimana dengan PDIP yang Kayu Aro merupakan basis  partai ini?  “Tidak juga, karena disini juga ada PKB, PPP dan Golkar,” katanya.

Terkait dengan kemampuan wakil untuk mendongkrak suara, Ami Taher, Edison dan Arsal berebut wilayah tengah. Dua calon wakil yakni  berasal dari wilayah yang sama bahkan dari rumpun keluarga yang sama. Secara politik, Ami terbukti sudah pernah meraih suara di wilayah ini. “Ini persaingan antara paman dan kemenakan. Jadi pamor siapa yang lebih berpengaruh di keluarga mereka. Jika dilihat disini, Ami lebih unggul,” katanya.

Sementara Arsal merupakan Anggota DPRD yang tentu juga punya massa di daerah asal yakni Depati Tujuh, Air Hangat Timur. (sm) 

Sumber : Jamberita.com