Petugas PLN saat membongkar salah satu tower SUTT di Sungai Liuk
Petugas PLN saat membongkar salah satu tower SUTT di Sungai Liuk / Dedi
SUNGAI PENUH - Masih bermasalah, Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cabang Sungai Penuh terpaksa melakukan pembongkaran terhadap dua tower saluran udara tegangan tinggi (SUTT) di Desa Sungai Liuk, Kecamatan Pesisir Bukit, Kota Sungai Penuh, Jumat (16/9). Selanjutnya, seluruh material tower diangkut menggunakan truk, lalu dipindahkan ke gudang.

Kepala PLN Rayon Sungai Penuh, Sudarmadi, mengatakan pihaknya terpaksa membongkar dua tower, yakni tower 365 di sekitar rumah Ahmadi Zubir, dan tower 366 di sekitar rumah dr. Gusrizal, untuk memenuhi SNI (Standar Nasional Indonesia).

Sudarmadi mengatakan, waktu pembangunan tower 366, belum ada bangunan di bawah jaringan yang dilaluinya. Setelah tower selesai, tiba-tiba dr. Gusrizal membangun rumah, sehingga jarak ruang bebas antara kabel SUTT dengan atap rumah dr. Gusrizal berkurang dari 5 meter.

“Kita hanya ingin kerja sesuai standar. Sesuai SNI, jarak ruang bebas antara kabel SUTT dengan bagian bangunan tertinggi (atap rumah) minimal 5 meter. Sedangkan kondisi saat ini kurang dari 5 meter,” ujarnya.

Sudarmadi mengelak saat dikatakan langkah PLN membongkar dua tower SUTT sebagai sebuah kemunduran. Menurutnya PLN hanya menjalankan kewajiban. “Kita tidak mundur, bukan berarti kita bongkar, lalu tidak dilanjutkan. Malah akhir Desember ini GI (gardu induk) kita targetkan sudah beroperasi. Mudah-mudahan lebih cepat bulan Nopember nanti,” katanya.

Terkait penolakan dari Ahmadi Zubir dan dr. Gusrizal, Sudarmadi mengaku tidak mau ambil pusing. “Yang jelas sekarang kita tinggikan towernya, pondasinya kita lebarkan. Kalau nanti tetap ditolak, kita serahkan kepada Tim Provinsi dan Kota Sungai Penuh,” pungkasnya.


Sumber : Metrojambi.com